Review Buku – Nelson Mandela (Seri Mereka yang Berjasa Bagi Dunia) karya Benjamin Pogrund dan Kaizer M Nyatsumba

Buku ini merupakan salah satu seri dalam “Mereka yang berjasa bagi dunia”, yaitu Nelson Mandela. Ditulis oleh Benjamin Pogrund dan Kaizer M Nyatsumba, buku ini mengisahkan perjalanan hidup Nelson Mandela sebagai salah satu pejuang dalam upayanya menentang politik Apartheid.

Nelson Mandela lahir pada tanggal 18 Juli 1918 di sebuah desa kecil bernama Qunu, Transkei dengan nama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela. Ayahnya Henry Mphakanyiswa Gadla merupakan kepala suku yang makmur. Namun ketika ayahnya meninggal Nelson kemudian diasuh oleh kepala klan Madiba yaitu Jongintaba yang memperlakukan Nelson seperti anaknya sendiri.

Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di South African Native College yang terletak di Fort Hare yang mencanangkan prinsip segresi rasial dengan memisahkan mahasiswa berdasarkan warna kulit.

Perjuangannya nampak ketika pada tahun 1944 kaum nasionalis Afrika mendidirakn Liga Pemuda (ANC) yang kemudian menjadi organisasi sangat berpengaruh dalam menentang Apartheid. Mandela pun bergabung di dalamnya dan menjadi salah satu tokoh yang berani dalam menyuarakan pendapatnya mengenai keadilan dan kesetaraan. Pasalnya, pada saat itu pengotakan-pengotakan menurut ras sangat kental sekali terasa pada segala hal di Afrika terutama di wilayah kota di mana orang berkulit hitam yang berada di kota harus memiliki PAS.

Tanpa kekerasan adalah prinsip dasar dalam perjuangan ANC. Prinsip ini dituruti karena para pemimpin ANC percaya pada protes damai sebagai hasil cara pandang Kristen mereka. Ditambah hubungan pengaruh dari Kongres India Afrika Selatan yang mereka peroleh dari Mahatma Gandhi, yang berhasil memperjuangkan diskriminasi rasial dengan tanpa kekerasan di India. Namun kenyataannya, kekerasan kerap kali terjadi baik dari polisi maupun orang-orang pemukiman sendiri.

Pada September 1953, pembatasan gerak dilakukan oleh pemerintah pada Nelson Mandela yang dianggap berbahaya. Bahkan sejumlah kebijaka pemerintah secara terang-terangan mengindikasikan ketakutan pada keberanian Nelson Mandela. Beberapa kebijakannya, antara lain menuntut Mandela untuk keluar dari ANC, tidak boleh menghadiri berbagai pertemuan, dan dibatasi geraknya di Johannesburg. Namun, Nelson tetap menolak kebijakan ini. Sampai ketika diadakan Kongres Rakyat pada tanggal 26 Juni 1955, Nelson turut menghadirinya dan menyuarakan gagasan bulat yang disebut dengan Piagam Kebebasan.

Ketika terjadi perpecahan di tubuh ANC, pada bulan Agustus 1958 melalui Robert Mangaliso Sobukwe yang tidak puas dengan banyak pertentangan pendapat, akhirnya mendirikan PAC (Pan-Africanist Congress). PAC ini pula ketika pada tahun 1960 kelompoknya yang melakukan demonstrasi di Sharpeville ditembaki oleh polisi hingga menelan banyak korban jiwa. Kemudian kekerasan menakutkan dilanjutkan lagi pada tahun 1976 yang disebut dengan Pemberontakan Anak-anak. Hal ini kemudian menyatukan kembali perjuangan untuk mendapatkan keadilan.

Perjuangan Nelson Mandela, kemudian dilanjutkan dengan berkeliling negeri untuk membentuk organisasi baru dengan menyamar sebagai supir dan bernama David Motsamai, sebelum akhirnya ditangkap oleh polisi pada 5 Agustus 1963 dan dibawa ke Pretoria dan dihukum selama 5 tahun penjara. Penangkapan ini kemudian sebelumnya sudah didahului oleh penangkapan aktivis lainnya pada 11 Juli 1963.

Setelah masa-masa dihabiskannya bertahun-tahun di dalam penjara, sementara di luar penjara oang-orang tetap berdemo menuntut pembebasannya. Akhirnya, pada tahun 1990 Presiden Afrika Selatan, F.W. de Klerk membebaskan Nelson Mandela, sekaligus membuat kebijakan untuk pencabutan larangan bagi ANC, PAC dan lembaga lainnya yang dinyatakan terlarang selama bertahun-tahun. Ketika dibebaskan, Nelson Mandela telah ditunggui oleh ratusan wartawan yang berjubel di luar penjara Victor Verster dan juga jumlah besar kerumunan orang di Balai Kota Cape Town. Lalu, pada Juli 1991, Nelson Mandela terpilih menjadi presiden ANC yang kemudian menyaipakan negoisasi dengan The Convention for a Demrocatic South Africa.

Meski akhirnya banyak masalah yang muncul dalam pembicaraan dengan CODESA, Mandela tetap menjadi tokoh politik yang memiliki peranan penting dalam sejarah terbentuknya politik demokrasi dan keadilan di dunia. Kutipan yang sangat berani dan membakar semangat nasionalisme serta keadilan berikut, “Aku berjuang menentang dominasi kulit putih dan aku berjuang menentang dominasi kulit hitam. Aku membawa gagasan tentang masyarakat yang demokratis dan bebas, di mana semua orang hidup dalam harmoni dan kesempatam yang sama. Inilah gagasan tentang hidup yang ingin kujalani dan kucapai. Tetapi, jika diperlukan aku rela mati demi gagasan ini.”

Komentar

Postingan Populer